Pertama: Banyak mengkaji, bertanya, membaca buku tentang sholat jama’ qashar dan tayamum.
Ini bermanfaat agar kita bisa tahu kondisi yang membolehkan sholat jama’ atau qashar, apa yang disebut safar, batas minimal jarak safar yang diperbolehkan meng-qashar sholat, keadaan yang diperbolehkan tayammum, dan lain sebagainya. Saya merekomendasikan buku yang berjudul “Fatwa Lengkap Syaikh Bin Baz Tentang Shalat Jama’ & Qashar”. Buku ini ringkas dan aplikatif karena berisi tanya jawab sehari-hari seputar shalat jama’ dan qashar.
Kedua: Kenali cuaca dan kondisi geografis gunung yang akan didaki.
Berapa jam perjalanan dari basecamp menuju pos terakhir atau puncak? Berapa pos yang ada? Apakah terdapat mata air? Sangat berguna untuk menyesuaikan waktu pendakian dengan jadwal sholat dan kemungkinan membawa perbekalan air wudhu. Hal ini bisa diketahui melalui teman yang sudah mendaki atau laporan perjalanan (trip report) di forum dunia maya.
Ketiga: Memakai sepatu boot yang menutup hingga mata kaki.
Salah satu kemudahan Islam ketika wudhu adalah bolehnya mengusap bagian atas sepatu tanpa melepasnya. Dengan syarat ketika memakai sepatu dalam keadaan suci (sudah berwudhu).
Keempat: Memulai pendakian sesudah Sholat Isya.
Beberapa gunung bisa didaki hanya dalam waktu 6-7 jam saja. Untuk pendakian seperti ini baiknya dilakukan setelah sholat Isya. Selain agar merasa tenang sudah menjalankan kewajiban, jarak antar sholat selanjutnya (subuh) cukup lama. Jika waktu pendakian lebih dari 12 jam, akan lebih nyaman jika memulai setelah waktu sholat yang boleh dijama’. Contohnya: berangkat setelah Ashar, karena Maghrib dan Isya bisa dijama’. Atau berangkat sebelum Dzuhur karena Dzuhur dan Ashar bisa dijama’.
Kelima: Membawa bekal air untuk wudhu dan bersuci.
Beberapa mungkin berpendapat cukup bertayamum saja. Namun bagi saya pribadi tidaklah memberatkan ketika harus membawa cadangan air untuk satu kali wudhu (sholat subuh). Satu kali wudhu cukup dengan setengah liter air atau kurang. Jika mengenakan sepatu boot dan sudah berwudhu, maka cukup mengusap bagian atas saja. Silakan bertayamum jka kondisi kesahatan tidak memungkinkan wudhu atau perbekalan air habis.
Keenam: Sholat subuh di pos terakhir atau puncak.
Salah satu tujuan mendaki adalah menikmati keindahan sunrise. Lakukan pendakian puncak sebelum subuh, sekitar pukul 3 dini hari, jika permukaan tanah di puncak gunung memungkinkan untuk melakukan sholat. Akan tetapi jika tidak bisa, lakukan sholat di pos terakhir.
Ketujuh: Mendaki bersama teman yang Sholat.
Yang terakhir dan tidak kalah penting yaitu mencari teman mendaki yang masih menganggap sholat sebagai kewajiban beragama. Tujuannya agar saling mengingatkan.
Wallahu a’lam.
Selamat mendaki gunung.
Sumber: zmauritiana.wordpress
Gambar: papanpelangi.files.wordpress
==================================
Itu kan baru tipsnya aja.. dan kalau mau tahu lebih lanjut panduan shalat ketika naik gunung,, bisa dibuka link ini
panduan-shalat-ketika-traveling-mendaki-gunung
==================================
pelajari juga..
26 kesalahan para pendaki menurut syariat Islam
55 Adab Mendaki Gunung Menurut Syariat Islam
====================
- Green Campus Outdoor -
" Tempat Penyewaan Alat Outdoor / Hiking / Camping Murah di Jakarta Timur"
- Green Campus Outdoor -
" Tempat Penyewaan Alat Outdoor / Hiking / Camping Murah di Jakarta Timur"
5 komentar
Write komentarsila buang gambr wanita sedang sujud. jaga maruah muslimah tersebut. lagi satu bagus entri ini.
Replyterima kasih atas sarannya.. sudah dihapus.. :)
ReplyKok sholat pake kaosnya gtu yah
Replysudah diganti.. :)
Replytips.. yang sangat bermanfaat...
Replyjika sedang mendaki gunung maka artikel ini pantas untuk di gunakan sebagai panduan.