Perjalanan atau pendakian gunung merupakan kegiatan yang terkadang memerlukan waktu yang cukup lama dalam artian waktu pelaksanaanya, selama petualangan kita banyak melakukan kegiatan selain menuju titik akhir diantaranya membuat tenda, perapian, masak, ataupun buang air besar. BAB ini butuh sebuah etika untuk dijalankan, karena kita adalah makhluk yang beradab dan berbudaya.
Berbeda dengan hewan, manusia yang beradab tidak akan membuang kotorannya secara sembarangan. Begitu pula saat kamu mendaki gunung, buang air besar juga harus dilakukan secara beradab karena kita bukan makhluk primitif yang seenaknya sendiri meninggalkan ‘Ranjau Darat’ di sembarang lokasi.
Sulit untuk menahannya bagi beberapa orang. Apa yang mesti kita lakukan? Tentu kita harus melegakan apa yang membuat gusar bukan?
Berikut ini tips membuang tinja yang sebaiknya Anda perhatikan selama berada di gunung:
1. Jangan buang air besar pada tempat yang sering dilewati atau dekat dengan lokasi camping
Carilah lokasi yang lumayan tersembunyi dan jauh dari jalan setapak utama yang biasanya dilewati para pendaki dan jauh dari lokasi kemping.
Langkah pertama adalah jangan BAB di dekat jalan setapak. Ini aturan
utama yang harus Anda pegang teguh saat naik gunung, karena selain jorok
juga sangat mengganggu pendaki lain yang akan lewat.
Juga jangan sampai kegiatan privat Anda diketahui oleh banyak
orang dan yang paling penting meninggalkan bau tidak sedap di sekitar
tenda. Kasian teman-temannya. :D
2. Jangan buang air besar di sumber air.
Baik itu air tenang seperti danau maupun sebuah aliran sungai, sumber
air tetap merupakan kebutuhan pokok setiap manusia, jadi jangan anda
cemari dengan membuang kotoran disana. Cara paling baik yang bisa anda
lakukan adalah dengan menampung airnya dan membawanya ke lokasi daratan
tanah menuju tempat yang pantas untuk membuang hajat.
Pastikan lokasi yang Anda pilih agak terlindung rimbun pepohonan dan tidak gampang terlihat orang lain. Selain itu, pastikan cukup aman untuk ditempati, baik dari ancaman binatang, tumbuhan berduri ataupun longsoran tanah.
4. Pastikan anda membawa tisu basah, hand sanitizer dan alat penggali
Sebelum berangkat mendaki, pastikan 3 benda ini masuk dalam daftar bawaan anda. Untuk menggali lubang pembuangan, biasanya menggunakan sekop kecil khusus namun hal ini tidak mutlak karena dapat digantikan dengan beberapa alat penggali lain seperti pisau, ranting ataupun benda lain yang bisa anda temukan di lapangan.
Tetap gunakan air sebagai alat basuh utama. Barulah gunakan pelengkap lainnya seperti tisu basah, kemudian tisu kering. Tisu basah akan sangat berguna untuk membersihkan bagian yang kotor, selain itu berguna pula dalam penghematan air. Terakhir gunakan hand sanitizer agar lebih bersih dari kuman.
Jangan sekali - sekali menggunakan dedaunan untuk membasuh karena kita belum tentu tahu daun apa yang kita gunakan. Bisa jadi daun itu akan menimbulkan rasa gatal begitu menyentuh kulit kita. Parahnya jika sampai iritasi hingga merah - merah alergi.
Sebelum berangkat mendaki, pastikan 3 benda ini masuk dalam daftar bawaan anda. Untuk menggali lubang pembuangan, biasanya menggunakan sekop kecil khusus namun hal ini tidak mutlak karena dapat digantikan dengan beberapa alat penggali lain seperti pisau, ranting ataupun benda lain yang bisa anda temukan di lapangan.
Tetap gunakan air sebagai alat basuh utama. Barulah gunakan pelengkap lainnya seperti tisu basah, kemudian tisu kering. Tisu basah akan sangat berguna untuk membersihkan bagian yang kotor, selain itu berguna pula dalam penghematan air. Terakhir gunakan hand sanitizer agar lebih bersih dari kuman.
Jangan sekali - sekali menggunakan dedaunan untuk membasuh karena kita belum tentu tahu daun apa yang kita gunakan. Bisa jadi daun itu akan menimbulkan rasa gatal begitu menyentuh kulit kita. Parahnya jika sampai iritasi hingga merah - merah alergi.
5. Buatlah sebuah galian dan tutup kembali setelah selesai digunakan
Pendaki mesti memperhatikan soal menggali lubang. Usahakan kedalaman lubang
mencapai sekitar 10 - 15 cm. Jarak itulah standar aman dalam membuang
limbah kotoran manusia.Pastikan Anda menguburkannya dengan
baik. Rapat dan tidak ada celah. Jika perlu padatkan lubang galian Anda
dengan cara menginjaknya dengan kaki agar lebih tertutup.
Jika sudah memenuhi standar, dijamin kotoran yang dibuang tidak akan berbau dan mencemari lingkungan. Kotoran nantinya akan terdegradasi dengan alami oleh bakteri - bakteri yang terkandung di dalam tanah.
Jika anda mendaki dalam suatu rombongan
maka penting bagi setiap anggotanya untuk mengetahui keberadaan anggota
lainnya. Beritahukanlah teman jika anda hendak buang air besar dan
ajaklah salah satunya untuk menemani, terlebih saat malam hari.
Dengan mengajak teman tentunya anda dapat
melaksanakan hajat dengan lebih tenang. Jika terjadi suatu hal yang tak
terduga maka teman anda lah yang tentunya akan pertama kali menolong.
Anjuran-anjuran lainnya dalam menuaikan hajat bagi yang Muslim:
Siapa saja yang hendak menunaikan hajatnya, buang air besar atau air kecil, maka hendaklah ia mengikuti 10 adab berikut ini.
Pertama: Menutup diri dan menjauh dari manusia ketika buang hajat.
Kedua: Tidak membawa sesuatu yang bertuliskan nama Allah.
Ketiga: Membaca basmalah dan meminta perlindungan pada Allah (membawa ta’awudz) sebelum masuk tempat buang hajat.
Keempat: Masuk ke tempat buang hajat terlebih dahulu dengan kaki kiri dan keluar dari tempat tersebut dengan kaki kanan.
Kelima: Tidak menghadap kiblat atau pun membelakanginya.
Keenam: Terlarang berbicara secara mutlak kecuali jika darurat.
Ketujuh: Tidak buang hajat di jalan dan tempat bernaungnya manusia.
Kedelapan: Tidak buang hajat di air yang tergenang.
Kesembilan: Memperhatikan adab ketika istinja’ (membersihkan sisa kotoran setelah buang hajat, alias cebok), di antaranya sebagai berikut.
1. Tidak beristinja’ dan menyentuh kemaluan dengan tangan kanan.
2. Beristinja’ bisa dengan menggunakan air atau menggunakan minimal tiga batu (istijmar). Beristinja’ dengan menggunakan air lebih utama daripada menggunakan batu
3. Memerciki kemaluan dan celana dengan air setelah kencing untuk menghilangkan was-was.
Kesepuluh: Mengucapkan do’a “ghufronaka” setelah keluar dari lokasi
Mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan ruang terbuka yang sangat
menyenangkan jika dijalankan dengan baik dan benar. Banyak hal yang bisa
di pelajari selama dalam prosesnya, baik dari sesama pendaki itu
sendiri maupun pada lingkungan alam sekitarnya. Jadilah pendaki yang
baik dan beretika karena pendaki yang baik tentunya akan memberi balasan
yang baik pula terhadap lingkungannya. Karena pendaki yang bertika
tentunya akan menjaga setiap tindakannya. Selamat mendaki!
dari berbagai sumber :
#IHIMA_Adventure
#BelantaraIndonesia
#WisataGunung
#Rumaysho
#IHIMA_Adventure
#BelantaraIndonesia
#WisataGunung
#Rumaysho
=====================
- Green Campus Outdoor -
" Tempat Sewa Alat Outdoor / Hiking / Camping Murah di Jakarta Timur dan Bogor "
- Green Campus Outdoor -
" Tempat Sewa Alat Outdoor / Hiking / Camping Murah di Jakarta Timur dan Bogor "